Jakarta - Kasus meninggal mendadak saat mengikuti perlombaan lari maraton beberapa kali terjadi di Indonesia, dan kembali jadi perbincangan saat event lari mulai marak digelar lagi. Menurut pemaparan dokter spesialis kedokteran olahraga dr Antonius Andi Kurniawan SpKO dari RS Pondok Indah, pada tahun 2022 ini sudah tercatat 3 kasus meninggal mendadak terkait perlombaan lari, baik maraton (42,195 km) maupun nomor lainnya.
"2019 itu ada dua laki-laki usia 50 dan 55 tahun. Di 2022 ni ada 3 (kasus) nih," ucap dr Andi, sapaan akrabnya, pada konferensi pers di Jakarta Selatan, Rabu (7/9/2022).
"Buat kita ini 1 kasus saja kejadian yang luar biasa, yang berikutnya lagi ini insiden yang cukup tragis, maksudnya mau olahraga biar badannya sehat malah kenapa-kenapa," sambungnya.
Faktor kondisi medis dari peserta lari maraton menjadi sorotan dr Andi. Menurutnya banyak pelari yang masih memaksakan diri dan kurang persiapan sehingga berisiko mengikuti lomba lari maraton.
"Banyak pelari yang euforia ya setelah COVID ikut lari tapi nggak mengenal kondisinya. Nggak persiapan dan belum latihan," ucap dr Andi.
Selain itu, menurut dr Andi seseorang yang ingin mengikuti lari maraton setidaknya rajin melakukan cek medis dan memperhatikan kondisi tubuh.
"Setidaknya itu dari event maraton ke maraton lain harus ada rest 6 bulan. 3 bulan untuk rest, 3 bulan sisanya latihan persiapan maraton," sambungnya
Komentar